#navbar-iframe { height:0px; visibility:hidden; display:none }

19 Desember 2016

Jalan-jalan ke Museum Batik Pekalongan



      Melewati Kawasan Budaya Jetayu atau Jetayu Heritage, seakan-akan kembali ke masa silam. Deretan bangunan kuno peninggalan Belanda masih bisa dinikmati. Ada gedung eks karisidenan Pekalongan, gedung kantor pos dengan nuansa orangenya serta GKI yang menjulang tinggi. Sejenak menatap salah satu bangunan lama yang menghadap kearah barat berseberangan dengan lapangan jetayu dengan ikon tulisan B-A-T-I-K yang selalu menarik untuk dikunjungi.
Siang itu, saya memarkir kendaraan di halaman depan Museum Batik Pekalongan. Menurut sejarahnya, dahulu bangunan museum ini digunakan sebagai kantor administrasi keuangan pabrik gula yang kemudian beralih menjadi balai kota. Museum batik sendiri diresmikan pada tahun 2006 dimana tersimpan berbagai koleksi batik dari jaman baheula hingga batik modern seperti sekarang ini dan memiliki tiga ruang pamer, ruang audio visual, perpustakaan, ruang workshop, kedai souvenir dan cafe.
selamat datang
     Berbekal HTM seharga lima ribu rupiah, saya pun memasuki ruangan dan mengisi buku tamu yang telah disediakan oleh resepsionis. Nuansa bangunan kuno masih terasa begitu kental terlihat dari ornamen-ornamen yang menghiasi gedung. Mulai dari lampu-lampu gantung dan foto-foto kuno para pembatik pekalongan yang dipajang di tembok sepanjang selasar. Cukupkah dengan hanya mengagumi ornamennya?! tentu saja tidak karena di area ini sering dipakai untuk photoshoot baik untuk selfie, prewed maupun untuk foto bersama.
selasar dan berbagai ornamennya
foto-foto kuno saksi sejarah
         Memasuki ruang pamer 1, kita akan disuguhi oleh berbagai peralatan dan bahan-bahan yang digunakan membatik. Display canting tulis sangatlah komplit, dari mulai canting dengan ukuran kecil sampai yang paling besar begitu juga dengan lilin atau malam yang dipakai dalam proses pewarnaan berbagai jenisnya. Selain itu, diruang ini juga menyimpan koleksi batik khas pesisir seperti batik Pekalongan, Cirebon, Batang, dan lain-lain.

 
ruang pamer 1

batik tulis dewi lanjar

    
motif jlamprang khas pekalongan

Berlanjut ke ruang pamer berikutnya, ada apa saja disana?!
Di ruang ini menyimpan berbagai koleksi batik nusantara yang berasal dari berbagai daerah diantaranya Kalimantan, Banten, bahkan Papua. Tak cukup hanya dengan melihat keindahan batik, sesekali saya juga menyentuh dan merasakan tekstur kainnya. Mengamati dari dekat motif-motif yang tercipta dari pembatik nusantara. Sungguh batik merupakan warisan budaya yang wajib dilestarikan.

ruang pamer batik nusantara
        Puas berkeliling dan menikmati suguhan keindahan berbagai macam batik diruang pameran. Saya pun beralih keruang belakang. Ada ruang workshop disana. Di ruang ini, pengunjung dapat melihat sekaligus praktek membuat batik. Harga perpaketnya cukup terjangkau berkisar duapuluh ribu rupiah sampai enampuluh ribu rupiah tergantung dari media yang akan digunakan.

workshop batik
canting cap
canting tulis beserta ubo rampenya
Finally, sebelum saya dan beberapa teman pulang. Kami mendapati seorang turis asing yang berasal dari Geneva dan menyempatkan diri untuk berbincang sebentar. Beliau sangat tertarik pada budaya Indonesia. Bahkan salah seorang teman yang jago berbahasa asing aktif mengajak ngobrol beliau dan memberikan banyak masukan seputar wisata yang ada di Kota Pekalongan.
Baca Juga : Bakti Bagi Batik Indonesiaku

Pak Andre, bule asal Geneva
Jadi tunggu apalagi. Jika tertarik berkunjung ke Museum Batik Kota Pekalongan..?! Datang saja ke Jalan Jetayu No. 1 Kawasan Budaya Jetayu. Buka setiap hari dari jam 08.00 - 15.00 wib (kecuali hari besar tertentu tutup).


Tulisan ini diikutsertakan pada Lomba Blog "Wisata dan Budaya Kota Pekalongan". Lomba ini diselenggarakan oleh Dinas Perhubungan Pariwisata dan Budaya Kota Pekalongan, Badan Promosi Pariwisata Kota Pekalongan dan PKK Kota Pekalongan.

7 komentar :

  1. Siiip... Museum Batik pancen Oye...
    Hm..wangi2 juara nih.... Semoga yaa...

    BalasHapus
  2. Mbak.. Yg ngobrol itu mbak Ayi atau siapa? Mbak Cii juga aktif kan bahasa Inggrisnya?

    BalasHapus
  3. Inget sama mbk ayi yg ceplas ceplos ngajak ngomong sama Mr Andre. Jago banget....

    BalasHapus
  4. lho kok boleh poto2 di dalem museum sih? hahah aku ga boleh lho

    BalasHapus
  5. Koleksi batiknya beraneka ragam ya mbak? Pekalongan memang tempatnya batik, daster ibuku juga dari Pekalongan.

    BalasHapus

Terima Kasih sudah berkunjung
Maaf, menyertakan LINK HIDUP PADA KOMENTAR AKAN DIHAPUS